Lakon
OPERASI
Karya Putu
Wijaya
RINGKASAN CERITA
Sebuah
ruang tunggu di tempat dokter praktek. Sepi. Lalu muncul Dokter beserta
assistant – assistant nya. Dokter dan assistant nya merapikan ruangan. Lalu
muncul nenek dan kakek, Kakek yang menemani istrinya ‘nenek’ untuk datang ke
klinik kecantikan. Nenek datang dengan tujuan agar hidung nya yang lebar dapat
diperkecil dan dipermancung sedikit. Serta mulut nya yang lebar dapat di buat
tipis sedikit. Nenek merasa kurang percaya diri dengan keadaan nya sekarang
ini. Maka dari itu nenek mengajak kakek untuk menemani nya ke klinik kecantikan
tersebut. Setelah nenek di operasi, dengan keadaan yang berubah miring seratus
derajat, apa yang di butuhkan nenek pun tercapai. Hidung nya yang besar dan lebar,
mulut nya yang lebar dan pesar pun menjadi sempurna ketika selesai di operasi.
Kemesraan kakek pun menjadi semangat kembali. Tak lama kakek keluar, Lalu
muncul orang lagi anak remaja, anak laki – laki yang ingin membuang tahi lalat
yang besar dan menggangu pernafasan nya, sedangkan perempuan pacarnya ingin
membuang tompel yang besar di pipi imutnya itu, terakhir muncul seorang ibu –
ibu yang menggandeng anak gadisnya. Ibu itu mengignginkan bulu – bulu seperti
monyet yang menggumpal di wajah anak nya untuk di operasi. Anak nya yang pemalu
dengan bulu – bulu yang ada di wajah nya pun setelah di operasi menjaddi
sesosok wanita kecil yang manis. Ibu pun berterima kasih dengan banyak – banyak
nya kepada dokter. Karena selama ini anak nya menjadi pemurung akibat kata –
kata pedas yang selalu di utarakan kepada anak nya. Tak terasa jam sudah
menunjukkan ke angka dua belas. Dokter pun mengajak assistant nya untuk
istirahat makan siang. Dokter pun pergi meninggalkan klinnik nya dan pergi ke
luar. Masuk seorang perempuan berlogat
jawa yang sedikit aneh. Melihat keadaan sepi. Pasien itu pun masuk ke dalam
ruangan dokter. Duduk di kursi dokter, merasakan menjadi dokter dan tertawa –
tawa sendirian, dan kembali berdiri melihat foto – foto dokter yang terpajang
di dinding nya. Tak lama ia menatap foto – foto dokter, masuk dokter dan pasien
nya.
Dokter
menyapa lembut pasien yang berdiri di dalam ruangan nya. Di dampingi assistant – assistant nya, dokter
berbinang – bincang bersama pasien tadi yang menunggu dokter selama dokter
keluar. Dengan permintaan pasiennya yang aneh dokter pun semakin bingung.
Pasien nya yang satu ini sangat berbeda dengan pasien – pasien sebelum nya.
Kini dokter mendapatkan tugas untuk mengoperasi wajah pasien yang cantik
menjadi jelek. Sungguh jauh dari konsistensi nya sebagai seorang dokter selama
ini. Selama ini dokter hanya mengoperasi wajah yang rusak menjadi baik.
Dengan
sangat bersih keras, pasien nya tetap meminta dan rela untuk membayar berapa
pun uang yang di minta dokter. Dua sampai tiga kali lipat dari harga biasa pun,
pasien itu sanggup untuk membayar uang nya. Namun, dengan memikirkan konsistensi
nya sebagai dokter dan mengabdi kepada piagam – piagam penghargaan yang
dimilikinya pun, dokter tetap mengambil keputusan untuk tidak mengoperasi wajah
pasien nya itu menjadi rusak.
Dokter
tidak akan bisa mengambil resiko yang besar terhadap apa yang dilakukan nya.
Pasien nya pun begitu. Ia tetap bersih keras untuk membuat wajahnya menjadi
jelek. Bahkan ia meminta untuk giginya dicabut hingga menjadi ompong. Ia ingin
mengoperasi mata nya menjadi aneh. Sebelah kanan di perbesar. Sebelah kiri di perkecil.
Dan terakhir ia mengatakan bahwa akan mengubah lobang hidungnya menjadi tiga.
Namun, dokter tetap pada pendirian nya untuk tetap tidak mengoperasi pasien
tersebut menjadi jelek.
Ketika
pasien pun menyerah dengan apa yang di inginkan nya, ia pun melangkahkan
kakinya keluar dari ruang operasi dokter. Pasien nya bahkan ingin merusak
wajahnya menjadi jelek dengan mengoperasi wajahnya sendiri. Dokter pun
memanggil pasiennya dengan mengingatkan kalau ingin merobek wajahnya sendiri
atau mengoperasi dirinya sendiri untuk membeli silet di took seberang klinik
kecantikan to ming se. pasien itu pun bergegas pergi dengan menghiraukan
pembicaraan dokter. Setelah berkemas, dokter berbicara kepada assistennya untuk
mengingatkan untuk tidak lupa mematikan lampu klinik kecantikan.
The End
OPENING.
MENYAPA
PENONTON.
SELANJUTNYA
BERPANTUN.
Mencari timba si anak dara,
Di
bawah sarang burung tempua;
Salam sembah pembuka
bicara,
Selamat datang untuk
semua
ADEGAN 1
Sebuah
ruang tunggu di tempat dokter praktek. Sepi. Lalu muncul Dokter beserta
assistant – assistant nya. Dokter dan assistant nya merapikan ruangan.
KAKEK
:
Burung
Kakak Tua
Ada anak empat
Nenek sudah tua
Jalan pakai tongkat
Ada anak empat
Nenek sudah tua
Jalan pakai tongkat
NENEK:
Weleh.
Weleh. Dasar kakek. (mementung kakek
dengan tongkatnya). Awas loh. Kalau nenek jadi cantik. Gak lebih tua dari
kakek. Nenek jamin. Banyak yang naksir sama nenek.
KAKEK:
Ahhh..
nenek.. jangan begitu dong. Kakek kan Cuma bercanda.
NENEK:
Nenek
akan buktikan sama kakek. Kalau nenek bisa cantik kalau hidung nenek yang lebar
ini bisa menjadi kecil. Bibir nenek yang tebal dan lebar ini bisa jadi tipis
dan cantik. Awas saja. Nenek akan buktikan sama kakek.
KAKEK:
Walah,.
Bagus toh? Nanti kakek bakalan bangga punya istri yang cantik seperti nenek.
NENEK:
Sudah.
Jangan merayu nenek.
Nenek
dan kakek pun berjalan memasuki klinik kecantikan. Dengan sapaan yang hangat
dari suster yang berada di ruang depan bagian pendaftaran. Kakek pun berpura –
pura menjadi lelaki yang tegap dan perkasa.
SUSTER:
Selamat
pagi. (tersenyum manis)
KAKEK:
Ada
nanas,
ditusuk-tusuk
ahli nujum.
Cuaca
panas,
langsung
adem karna kamu tersenyum.
NENEK
:
(Menjewer
kakek). Kakek genit nya keluar yaa? Bagus. Nanti kakek bisa lihat. Kalau nenek
bisa lebih wokeh dari dia (menatap sinis suster).
KAKEK:
Maaf
nenek. Kakek janji tidak ulangi.
Nenek
tetap menjewer kakek, dan menggeret kakek untuk masuk ke dalam ruang dokter.
ASDOK:
Selamat
pagi nek. Silahkan duduk. Mari sebelum nya kita tensi terlebih dahulu. Selagi
menunggu dokter yang lagi bersiap – siap mengganti pakaian operasi nya.
Asdok
melakukan pemeriksaan kepada nenek. Namun, itu lah kesempatan kakek untuk
keluar menemui suster yang berada di luar ruang dokter.
KAKEK:
Suster.
Lagi apa?
SUSTER:
Eh,
ada kakek. Ini, saya lagi mencatat buku rekap kunjungan kek.
Kakek
mendekati suster.
KAKEK:
Serius
bener sih? (mencari handphone di dalam
kaos kaki. Dan menemui handphone nya).
Ada
gulali,
ada
klepon.
Bisa kali,
oper
nomer telepon.
SUSTER:
Maaf
kek. Nanti kalau kakek gombalin saya terus, kakek bisa di marahin nenek loh?
Nenek
yang selesai di periksa kesehatan pun mencari kakek, yang semua duduk di
samping nya. Kecurigaan nenek pun terjawab ketika kakek sedang duduk di samping
suster dengan merayu – rayu suster klinik tersebut. Di samping itu, asdok dan
dokter pun bersiap untuk merapikan ruangan operasi.
NENEK:
Bagus
ya . kakek sebentar nenek tinggal, langsung berlari mengejar daun muda. Ayo.
Pokok nya kakek harus temani nenek. Sebentar lagi nenek harus di operasi.
Kakek
pun menemani nenek masuk ke dalam ruang operasi. Nenek di sediakan baju sebelum
operasi yang harus di kenakan. Kakek pun menunggu nenek di ruangan dokter
sambil membaca majalah yang terdapat di meja dokter. Selang beberapa jam, operasi nenek pun
berhasil. Dokter keluar dengan lega. Member kabar kepada kakek.
DOKTER:
Nenek
nya sudah menjadi cantik. Seperti yang kakek harapkan.
(memberi
senyum lega, dan menuliskan sebuah resep salep yang harus digunakan nenek untuk
menghilangkan bekas dari operasi.)
Ini.
Resep yang harus kakek tebus. Kakek bisa cari di apotek – apotek terdekat rumah
kakek.
KAKEK:
Lantas?
Istri saya kapan keluar nya dok?
DOKTER:
(memanggil
ASDOK)
ASDOK:
(membawa
nenek keluar)
KAKEK:
JATUH
BERDERAI DIATAS PETI
TUMBUHNYA
PULA DIBATAS KOTA
SUDAH
CANTIK MENAWAN HATI
SIAPA MEMANDANG JATUH CINTA
(menggapai tangan nenek)
Ayo nek, kita pulang. Kakek merasa
walaupun kita sudah tua, kita seperti daun muda kembali.
NENEK:
Nanti dulu kek, nenek mau berterima
kasih sama dokter nya.
Terima kasih dokter. Nanti kapan –
kapan saya ajak cucung cicit saya untuk mempercantik diri nya ke klinik tempat
dokter praktek sekarang.
Dokter dan asok pun tersenyum. Tak
lama kakek keluar, muncul sepasang kekasih yang sama – sama ingin membuat wajah
mereka menjadi fenomenal.
Suster:
Selamat datang. Silahkan isi biodata
terlebih dahulu. (menatap sepasang kekasih) kalian berdua saudara kandung?
Kalau saudara isi biodata sekalian aja jadi satu. Biar masuk bersama.
Laki – laki:
Oh, bukan sus. Kami hanya sepasang kekasih
hati (menggandeng kekasih nya). Tapi di sini saya ingin membuang tahi lalat
yang mengganggu hidung saya untuk bernafas. Sedangkan pacar saya ingin membuang
tompel yang besar sekali di pipi nya ini dok. Apakah kami bisa langsung menemui
dokter di dalam secara bersamaan?
SUSTER:
Oh, tidak bisa. Salah satu di antara
kalian harus menunggu terlebih dahulu di ruang tunggu.
PEREMPUAN:
Ya sudah, saya saja kak yang
menunggu. Kakak silahkan masuk terlebih dahulu.
Lelaki itu pun masuk menemui dokter
praktek. Ternyata di dalam, dokter dan assistant nya pun telah siap untuk
mengoperasi. Dengan melihat data yang di beri oleh suster terlebih dahulu.
ASDOK:
Silahkan
pasien selanjut nya. masuk ke dalam ruang operasi.
Tak
lama, pasien pun merasa lega dengan hasil operasi nya. tahi lalat nya yang
besar pun dapat hilang.
LAKI
– LAKI:
Sayang,
aak sudah ganteng nih. Sudah mirip sama idola dedek. Justin beber. Nah, sekarang gentian dedek masuk ke ruang
operasi. Aak tunggu sambil baca Koran di ruang tunggu. Siapa tahu nanti dedek
jadi cantik seperti suminah tetangga aak yang jual jamu gendong keliling yang
buahenol itu.
PEREMPUAN:
Aaaahhh..
aak nih. Dedek masuk dulu ya.
Perempuan
itu pun masuk, seperti biasa dokter pun telah siap di dalam ruang operasi nya.
Setelah
perempuan itu di operasi, perempuan pun mendapatkan dua resep salep dari
dokter. Satu untuk kekasih nya dan satu
untuk diri nya. setelah selesai mereka berdua pun keluar dari klinik. Tak lama,
seorang ibu – ibu berlari menggandeng memaksa anak nya untuk mengoperasi wajah
anak nya. dan menabrak sepasang kekasih
yang hendak keluar dari klinik tersebut.
LELAKI:
Eh,
maaf bu. Ibu punya mata ?
IBU:
(menyerobot
masuk) maaf saya ingin bertemu dokter.
PEREMPUAN:
Maaf
bu, ibu sudah meninjak kaki saya. Saya merasa kesakitan. Ibu harus tanggung
jawab.
ANAK:
Sudah
bu. Eci tidak mau di operasi. Kita pulang saja.
IBU:
Maaf
mba, mas. Anak saya sedang butuh dokter.
Lelaki:
(menarik
sorban anak) Astaga. Kenapa dengan anak ibu?
IBU:
Aduh.saya
sudah katakan. Saya sangat butuh dokter. Dan anak saya bahkan menjadi malu.
Lihat. Dia hanya bisa tertunduk. Kalian anak muda yang tidak punya hati.
Mendengar
kericuhan dari luar, suster pun keluar.
SUSTER:
Maaf,
ada apa ya?
IBU
:
Dimana
dokter nya? saya butuh dia.
Ibu
dan anak pun digiring masuk oleh suster. Sedangkan sepasang kekasih itu pergi
meninggalkan ibu – ibu itu menuju ke apotik untuk menebus resep dari dokter.
DOKTER:
Ya,
ada apa bu?
IBU:
Ini.
Dokter lihat sendiri. Kira – kira dokter bisa jamin tidak kalau bulu – bulu
yang lebat di pipi nya dapat hilang dengan cepat? Anak saya sudah malu melihat
wajah nya semakin menyerupai kera.
DOKTER:
Ya,
sebelum nya sudah pernah ada kejadian seperti ini. Baiklah untuk mempersingkat
waktu. Silahkan ibu menyuruh anak nya berganti pakaian operasi.
ANAK:
Bu,
takut..
DOKTER:
Tidak
apa – apa. Tidak sakit kok. Nanti di kasih ice cream di dalam.
Tak
lama, satu jam berlalu. Cukup lama untuk membersihkan bulu – bulu pada wajah
anak nya.l ibu semakin gelisah menunggu di ruangan dokter. Berkeliling – keliling.
Berjalan gusar menanti perubahan pada wajah anaknya. Setelah anak nya keluar
betapa terkejut nya ibu itu. Dokter pun keluar memberi jawaban mengenai operasi
pada anak nya tersebut.
IBU:
Bagaimana
dok?
DOKTER:
Anak
ibu sudah menjadi seperti anak – anak pada seusia nya. anak ibu tidak akan malu
lagi untuk bermain bersama teman – teman nya. namun, ada bekas sedikit yang
menyebabkan luka pada wajah anak ibu. Nanti saya tuliskan resep obat nya.
(memanggil asdok) tolong ajak keluar pasien nya.
Ibu:
Anak
ku. Sudah cantik sekarang. Ayo nak. Kita pulang. Terima kasih dok.
Ibu
pun keluar. Dokter, asdok, dan suster pun bersiap – siap untuk beristirahat
makan siang. Dokter, suster, dan asdok
nya pun keluar untuk mencari makan. lampu berubah hitam. Ketika dokter keluar.
ADEGAN
2
Tak lama masuk seorang wanita ke dalam
klinik tersebut. Melihat keadaan sepi, ia lalu masuk ke ruang praktek dokter. Terlihat
berbagai alat atau hiasan yang sesuai dengan sebuah ruang dokter. Ruang itu
sepi. Tidak ada apa-apa kecuali orang itu. Lalu orang itu beranjak. Ia
mengamati benda-benda di ruangan itu. Ketika tengah keasyikan mengamati, dokter
masuk.
DOKTER
Selamat sore!
PASIEN
(terkejut)
oh, maaf selamat sore!
DOKTER
Ada yang bisa saya Bantu?
PASIEN
Anda dokter yang praktek di sini?
DOKTER
Benar!
PASIEN
Syukurlah! Saya sudah lama menunggu
anda!
DOKTER
O, (tersenyum maklum) silahkan
duduk!
PASIEN
Terima kasih (bergegas duduk)
DOKTER
Nama anda siapa?
PASIEN
Nama? Oh, nama saya (menyebut nama)
DOKTER
Hmm. Apa keluhan anda?
PASIEN
O, saya sedang butuh seorang dokter
DOKTER
Tentu saja, anda sudah datang kemari
PASIEN
Tetapiu saya tidak sedang menderita
penyakit dokter!
DOKTER
Lantas?
PASIEN
Saya kemari juga tidak minta untuk
diobati dok!
DOKTER
Ya, ya! Tapi coba ceritakan apa keluhan
anda sebenarnya?
PASIEN
O, begini dokter, Muka saya ini terlalu
umum dokter! Sama sekali tidak ada ciri yang khas dan istimewa. Coba amati muka
saya… muka saya ini sama saja dengan berjuta-juta orang Indonesia lainnya. Mata
saya tidak sipit seperti orang Jepang juga tidak lebar seperti orang Bule.
Hidung saya ini dok, tidak mancung juga tidak dapat dikatakan pesek. Ah, kalau
nama saya ini saya ganti yang aksi misalnay (menyebut satu atau dua nama)
juga tidak membuat saya berbeda dokter. Itulah yang membuat saya merasa hambar
dan seperti berjalan di jalan datar yang panjang dan membosankan. Pantas saja
kalau saya melamar jadi bintang film,tidak ada yang mau menerima.
DOKTER
O, jadi anda mau jadi bintang film?
PASIEN
Begitulah!
DOKTER
Jadi anda datang kemari mau dioperasi
supaya bisa diterima jadi bintang film?
PASIEN
(mengangguk)
DOKTER
Itu mudah, sebentar.
PASIEN
E…kenapa anda memandang seperti itu.
Ada yang salah pada diri saya?
DOKTER
(tersenyum)
jangan khawatir itu salah satu cara
saya untuk mencari rumus dan kunci pada wajah anda. Sehingga nantinya saya
mudah untuk melakukan operasi
PASIEN
Oh.
DOKTER
Ya. Saya sudah menemukannya. Anda mau
dibuat cantik seperti siapa?
PASIEN
(terperanjat)
apa dokter bilang? Cantik? Jangan
dokter, jangan bikin saya cantik?
DOKTER
Lantas?
PASIEN
Kedatangan saya kemari adalah ingin
menjadi orang yang berwajah jelek, bahkan terjelek di seluruh muka bumi ini!
DOKTER
(tertawa)
anda bercanda!
PASIEN
Saya tidak bercanda dan ini bukan
lelucon. Ini serius dok! Saya benar-benar ingin menjadi orang yang paling
jelek, jelek, dan jelek sekali. Kalau bisa lebih jelek dari si (menyebut
satu atau dua nama) sudahlah siapa saja pokoknya jelek.
DOKTER
Jadi anda benar-benar serius?
PASIEN
Ya. Buat wajah saya sejelek mungkin.
Pesekkan hidung saya atau rusak mulut saya, ubah mata saya atau terserah
dokter. Dokter kan tahu sendiri! Yang penting saya bisa komersil!
DOKTER
(tampak kebingungan)
PASIEN
Dokter kok kelihatannya bingung
DOKTER
Tentu saja saya bingung sebab selama
ini belum ada yasng datang kemari yang minta supaya mukanya dirusak. Rata-rata mereka
minta supaya dibuat ganteng atau cantik. Lihat saja surat-surat pujian dan
piagam penghargaan itu, atau lihat foto-foto itu, itu adalah hasil kerja saya
dan rata-rata mereka puas.
PASIEN
Tapi apa susahnya merusak? Merusak itu
lebih mudah daripada membuat ganteng atau cantik!
DOKTER
Saya tahu,tapi…
PASIEN
Tapi apa dokter?
DOKTER
Saya tidak bisa menjamin nanti setelah
operasi dan wajah anda rusak, anda bisa komersil!
PASIEN
Dokter tidak usah ragu-ragu, saya
yakin, nanti kalau rusak pasti komersil!
DOKTER
Saya jadi berfikir sekarang apa
perkembangan jaman sekarang sudah begitu majunya sehingga yang saya pelajari
sudah terlambat dan tidak bisa mengikutinya. Seingat saya, saya tidak pernah
diajari ilmu rusak-merusak seperti yang diminta sekarang!
PASIEN
Jangan takut dokter. Bukankah ini yang
peretama kalinya. Dokter pasti akan tambah terkenal dan saya juga ikut terkenal
nantinya
DOKTER
(berfikir keras)
PASIEN
Ayolah dokter. Tidak usah banyak fikir,
sebaiknya cepat saja kita lakukan operasi
DOKTER
Tidak bisa.
PASIEN
Oh. Bagaimana kalau ongkosnya saya
bayar dua kali lipat?
DOKTER
(tidak menjawab)
PASIEN
Saya naikkan tiga kali lipat
DOKTER
Ini bukan soal uang.
PASIEN
Ah, atau saya buat surat pernyataan di
kertas segel bahwa saya tidak menuntut dokter kalau wajah saya di rusak bahkan
tidak komersil sekalipun !
DOKTER
(dokter memanggil asistennya dan berunding)
SUSTER
Tidak apa-apa dokter. Sebagai seseorang
yang professional saya berpendapat, bagaimana kalau permintaan pasien itu kita
penuhi saja. Soalnya ini menyangkut orientasi keuntungan dan prestasi institusi
kita. Kalau ini bergasil, kita akan dibicarakan banyak kalangan, media massa
akan meliiput kita, akan banyak seminar-seminar yang membicarakan prestasi
kita.
ASDOK
Betul dokter. Kita layani saja
masalahnya sebagai dokter kita tidak boleh mengecewakan pasien. Apalagi dia mau
bayar lebih tanpa menuntut lagi. Ini peluang dokter. Peluang besar.
DOKTER
Bukan itu masalahnya. Tetapi hal itu
bertentangan dengan jabatan dan sumpah saya sebagai dokter.
SUSTER
Idealis itu perlu, tapi ini jaman
krisis dokter, krisis. Orang sudah tidak malu lagi jika berbuat sesuatu yang tidak
sesuai dengan keahlian dan jabatan sekalipun. Konstitusi Negara saja sudah
diabaikan orang apalagi Cuma sumpah jabatan sebagai seorang dokter.
DOKTER
Tapi dokter itu menyembuhkan orang
sakit. Tidak membuat orang menjadi sakit.
PASIEN
Tapi saya merasa sakit jika wajah saya
tidak dirusak dokter.
DOKTER
Itu jelas-jelas tidak sakit tapi
mencari penyakit.
SUSTER
Dokter!
DOKTER
Kalian masuk saja dulu, akan aku
panggil lagi jika kubutuhkan. Ini akan saya selesaikan sendiri.
ASDOK (sambil berjalan
kaki)
peluang. Ingat dokter. Peluang.
PASIEN
Bagaimana dokter?
DOKTER
Tetap tidak bisa saudara.
PASIEN
Baik. Permintaan akan saya perbaiki.
Bagaimana kalau mata saya yang kiri ini diperkecil sedikit, Karena kalau
berjalan sering kemasukan debu atu angina.
DOKTER
Mata anda normal-normal saja.
PASIEN
Kalau begitu cabut semua gigi saya
sampai ompong
DOKTER
Tidak bisa!
PASIEN
Oke, buat lubang hidung saya menjadi
tiga agar saya bisa bernapas dengan lega, karena sering pilek dan tersumbat!
DOKTER
Tidak bisa. Pokoknya tidak bisa. Saya
ini memperbaiki yang rusak bukan merusak yang tidak rusak.
PASIEN
Jadi dokter hanya mau memperbaiki wajah
orang yang rusak?
DOKTER
Betul!
PASIEN
Bukan merusak wajak yang tidak rusak?
DOKTER
Tepat!
PASIEN
Jadi seandainya muka saya rusak, dokter
mau memperbaikinya?
DOKTER
Tentu!
PASIEN
Dokter berjanji?
DOKTER
Baik!
PASIEN
Oke. Kalau begitu saya pulang sekarang.
Akan saya robek-robek muka saya dengan silet hingga muka saya benar-benar
rusak. Setelah itu saya akan kemari lagi dan dokter harus mau mengoperasinya
sesuai dengan janji dokter tadi. Baik saya pulang dulu. Selamat sore. (bergegas
keluar)
DOKTER
Hei Mbak! Tunggu dulu!
PASIEN
Apalagi dokter?
DOKTER
Cuma kasih saran!
PASIEN
Saya tahu dokter! Pasti anda
menyarankan untuk pergi ke dokter jiwa. Apahal sebenarnya merekalah yang
menyuruh saya agar datang kemari.
DOKTER
Bukan. Begini, kalau anda ingin
membelli silet, belilah di depan took sana, karena disitu menyediakan silet
yang baru, asli buatan luar negeri. Impor (tersenyum)
PASIEN
(pasien bergegas pergi meninggalkan dokter dengan pikiran aneh)
DOKTER
(memandang pasien sampai ia benar-benar keluar) ( menghela napas)
Hah..ada ada saja. Hari yang
benar-benar sibuk. Pulang dulu ah!
SETELAH BERKEMAS, IA BICARA DARI LUAR
KEPADA ASISTENNYA YANG ADA DI DALAM
Hei, aku pulang dulu, nanti kalau
pulang, jangan lupa matikan lampunya! (EXIT)
BERSAMAAN DENGAN ITU LAMPU MATI DAN
MUSIK PENUTUP MULAI BERBUNYI.
SELESAI
maaf say mau tanya naskah drama operai karya putu wijaya dalm kumpulan drama apa ya? sy cari2 tidak ketemu? mohon balasannya
BalasHapusMb gimana sudah ketemu belum naskah drama nya?
HapusMbak mau tanya ini naskahnya udah lengkap belum? Apa ada yang masih belum di tampilkan?
BalasHapusMaf alur yng digunakan dalam naskah drama ini apa ya??
BalasHapusPdfnya ada tidak ya?
BalasHapus